Friday, September 22, 2006

Year Zero
The Queen, Tallageda Nights: The Ballad of Ricky Bobby, Wonderland, The Black Dahlia, An Inconvenient Truth, The Night Listener, I'll Sleep When I'm Dead, Sentinel, Keka, Vacation Thing, Year Zero dan Borat! adalah film-film yang saya tonton di bioskop dalam 5 hari belakangan ini. Nonton di DVD atau VHS kali ini nggak diitung yaaa...

Di blog yang lama biasanya abis nonton satu film langsung ditulis. Cuma karena lagi 'pindahan' skarang numpuk 12 film semua pengin ditulis. Mulai dari mana dooong?

Semalem nonton Year Zero: The Silent Death of Cambodia di Barbican Cinema. Kalau dibandingin sama The New Rulers of The World dan The Timor Conspiracy (nonton vhs di perpus), Year Zero ini paling nggak menarik sebenernya. Agak plain dalam gaya reportasenya. Mungkin karena ini filmnya Pilger yang pertama (rilis 1979)? Straight forward story telling with many disturbing footages of dying children and deserted city of Pnom Penh. Tapi tetep saya tonton dengan mata nyaris tak berkedip. Well, John Pilger getu lhow!


Secara saya orang Indonesia, The Timor Conspiracy lebih menarik. Jelas karena lebih relevan. Dari dua film ini kesimpulan saya, Suharto sama kejamnya seperti Saloth Sar alias Pol Pot! Eh, saya ralat. Suharto lebih hebat dari Pol Pot. Jelas dong... mantan presiden yang oleh majalah Time dijuluki the smiling general itu, jauh lebih rapi dalam memoles kekejiannya dan lebih lihai menjilat penguasa barat (baca: UK & US). Hasilnya? Lebih mantap! Suharto jauuuh lebih sukses memperkaya keluarga dan kroninya.

Kalau Pol Pot meninggal dg mengenaskan di tempat tidur setelah mendapat sanksi tahanan rumah seumur hidup (konon meninggalnya setelah denger berita radio kalau Khmer Merah setuju utk menyeretnya ke international tribunal), bagaimana nasib Suharto selanjutnya?

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

kok yg ditulis cuma tentang satu film? film yang lainnya mana neh?

12:20 AM  

Post a Comment

<< Home